22 Desember 2011

Ibu Nomor Satu di Dunia

Maaf kalau postingan ini kurang berkenan. Ini hanyalah sebagian dari ungkapan sayangku kepada sesosok wanita yang paling aku kagumi dan sayangi. Ya, dialah Ibuku. Ibu Nomor Satu di Dunia. Paling Tidak di Duniaku. Memang tak ada kata yang sanggup menggambarkan besarnya pengorbanan Beliau, termasuk ungkapan yang aku berikan tadi. Ada banyak hal yang membuat aku sebegitu kagum dan sayangnya kepada Beliau. Dan berikut ini adalah sebagian kecil yang dapat aku ceritakan kepada kalian.

Mulai dari aku kecil. Ayahku pernah bercerita tentang sulitnya Ibuku melahirkan aku. 13 September 1992 setelah aku dilahirkan, Beliau langsung tidak bisa melihat. Setelah itu Beliau dilarikan ke rumah sakit mata YAP untuk dilakukan operasi pada matanya. Syukur Alhamdulillah, Ibuku dapat melihat kembali, meskipun minus matanya bertambah dari yang semula -6 menjadi -13. Betapa beraninya Beliau dan sayangnya Beliau kepadaku sampai-sampai Beliau berani mempertaruhkan hidupnya demi anaknya yang belum tentu bisa menjadi orang yang taat dan shaleh.

Saat aku masih TK, aku pernah mengalami kejadian yang sampai saat ini membuatku menyesal melakukannya. Waktu itu sepulang sekolah, aku bermain di tempat Ibuku bekerja, yaitu sebuah tempat menjahitkan pakaian perempuan, Modeste Atun namanya. Setelah itu lewatlah seorang anak laki-laki yang umurnya kira-kira seumuran denganku. Dia mengajak aku ngobrol. Kami pun mengobrol dengan asyiknya, aku sendiri lupa apa yang kami bicarakan waktu itu. Lalu aku diajaknya bermain di rumahnya. Karena saking senangnya aku langsung mengiyakan dan lupa berpamitan pada Ibuku. Ibuku pun sangat gundah karena anak semata wayangnya tiba-tiba hilang. Beliau mencari ku sampai seluruh penjuru desa. Beliau bertanya kepada setiap orang yang ditemuinya tentang keberadaanku, namun tidak ada orang yang tahu. Beliau bahkan mencariku sampai menyusuri Sungai Gajah Wong yang letaknya lumayan jauh dari rumahku, karena Beliau takut kalau-kalau aku main di sana dan hanyut. Hampir 4jam Beliau mencariku dan belum menemukanku. Saat itu aku merasa aku ingin pulang. Lalu temanku tadi dan Ibunya mengantarkanku kembali ke tempat Ibuku bekerja. Aku melihat Ibuku duduk sambil menangis dan dikerumuni teman-temannya yang sedang menenenangkan hatinya. Tanpa rasa bersalah aku datang dan berteriak memanggil "Ibuu..k". Ibuku pun langsung mengusap air matanya dan menghampiriku. Aku tahu Ibuku pasti akan marah padaku, dan memang itu adalah akibat yang pantas aku terima dari perbuatanku. Cubitan Ibuku kepadaku tak akan mengalahkan sakitnya perasaan Ibuku hari itu. Aku yakin, cubitan itu bukan karena Beliau benci kepadaku, tapi karena Beliau tidak ingin kehilangan aku untuk kedua kalinya. Dan mulai saat itu aku berjanji pada diriku sendiri untuk selalu memberikan kabar tentang keberadaanku jika aku keluar rumah. Aku hanya tidak ingin lagi membuat Beliau khawatir dan menangis seperti itu.

Selamat hari Ibu, Ibu Nomor Satu-ku Di Dunia. Semoga engkau selalu dilindungi Allah SWT, diberkahi kesehatan dan umur yang panjang. Doakan aku, agar aku bisa menjadi anak yang shaleh, yang dapat merawatmu dengan baik di hari tuamu nanti. Amin.

2 komentar:

silahkan berkomentar sewajarnya