Gara-gara itu aku jadi lebih aware sama lingkungan sekitar, sapa tau bisa lebih banyak ketemu orang-orang istimewa lainnya :)
singularity
Chase your dream cause you'll never know the ending
06 Juni 2012
Ternyata Banyak Orang Istimewa di Sekitar Kita
Gara-gara itu aku jadi lebih aware sama lingkungan sekitar, sapa tau bisa lebih banyak ketemu orang-orang istimewa lainnya :)
25 Februari 2012
Balada Kucing Rumah
Udah lama nih nggak buka blog, gara2nya semester 4 udah mulai, dan susah banget cari waktu luang yang pas buat nulis di blog. Postingan kali ini tentang kucing ibu kos, sebut saja Coki. Coki ini berjenis kelamin jantan, punya bulu kuning kecoklatan dan males banget. Pokoknya mirip kaya Garfield. Hobi Si Coki adalah tidur. Sebelum aku berangkat kuliah pagi si Coki ini masih tidur di ruang tengah, dan habis pulang kuliah, dia juga masih tidur tapi tempatnya pindah. Enak banget ya jadi dia. Tapi semuanya berubah ketika negara api Kelvin menyerang. Kelvin (8tahun) adalah anak pertama dari ibu kos. Anaknya bandel banget.
Kisah tentang mereka berdua salah satunya terjadi beberapa bulan yang lalu, tepatnya pas aku baru pulang dari kuliah. Seperti biasa, Si Coki lagi tiduran di ruang tengah, terus Kelvin dateng, kayaknya dia habis main bola sama temen-temennya. Menyadari kedatangan musuh bebuyutannya, Si Coki pun bangun dan mencoba melarikan diri. Namun naas, Coki tidak cukup cepat, Kelvin berhasil nangkep buntutnya. Terus Kelvin jalan keliling ruangan tengah sambil narik buntut Coki. Coki meraung-raung, tapi sayang nggak ada orang yang mendengar, kecuali aku. Akhirnya secercah harapan tiba untuk Coki, terdengar suara ibu kos masuk rumah. Kelvin pun langsung nglepasin buntut Coki, takut nasibnya ditangan Sang Ibu sama kaya Coki tadi. Si Coki pun langsung lari keluar rumah.
Cerita lain datang dari ibu saya. Waktu itu ceritanya ibu sama papah lagi maen ke Bandung. Pas lagi di ruang tengah ibu ngliatin Kelvin lagi dimarahin sama ibunya. Terus ibuku tanya ke ibu kos kenapa kok dimarahin. Kata ibu kos, Kelvin habis main sama Si Coki, Si Cokinya dimasukin ke kulkas. Iya, kucingnya masuk kulkas. Kucing dimandiin aja udah gak tega liatnya, apalagi dimasukin kulkas.
Akhir-akhir ini ada cerita lagi tentang Si Coki, tapi nggak ada hubungannya sama Kelvin. Ini cerita tentang kisah cinta Si Coki dengan kucing liar di komplek. Si Coki punya pacar kucing seekor kucing komplek betina berwarna hitam, sebut saja dia Mimi. Si Coki sama Si Mimi ini klo pacaran gak pernah di dalem rumah, soalnya ibu kos nggak ngrestuin Si Coki yang unyu pacaran sama Si Mimi yang nggak unyu. Paling deket di atas atap kos. Hubungan gelap mereka terus berlanjut sampai suatu saat Mimi datang ke kos minta pertanggungjawaban karena dihamilin sama Si Coki. Akhirnya ibu kos pun luluh dan ngasih keranjang yang alasnya kain buat tempat Mimi ngelahirin. Mimi ngelahirin 3 anak kucing yang lucu-lucu, 1 warnanya coklat belang hitam, 2 warnanya hitam belang abu-abu. Tapi nggak tau kenapa semenjak itu Si coki nggak pernah lagi keliatan di kosan, mungkin dia malu karena ngelakuin hubungan terlarang sebelum nikah,haha,,, Yang jelas kosanku sekarang jadi rame sama anak kucing yang lucu-lucu. :)
21 Januari 2012
Ujung Genteng : "Cikaso, Hidden Paradise"
foto bareng di Curug Cikaso |
pangkalan perahu |
pertemuan 2 sungai yang warna airnya beda |
perjalanan naik perahu |
tempat pemberhentian perahu |
pemandangan alam yang masih asri |
bidadara mandi di kali |
bukan laskar pelangi |
indahnya pelangi di atas batu besar |
perjuangan menuju batu besar |
bukan laskar pelangi II |
pelanginya keren banget |
tiga air terjun dengan pelangi |
Review Hari Ketiga
Timeline
07.00 - 11.00 Main di Cikaso, makan siang, mandi
11.00 - 12.00 Kembali ke Surade
12.00 - 15.40 Perjalanan ke Terminal Degung, Sukabumi
15.40 - 16.00 Istirahat, sholat, makan
20.00 - 20.30 Perjalanan menuju kos Mahdan (Tubagus Ismail)
Biaya
Angkot ke Cikaso = Rp16.000,-
Makan Pagi di Cikaso = Rp 13.000,- (nasi+ayam+tahu tempe+sayur kangkung+pisang)
Elf ke Terminal Degung = Rp 22.000,-
Makan siang = Rp 15.000,- (miebakso+es teh, mahal banget)
Bus MGI AC (Sukabumi - Bandung) = Rp 21.000,-
Angkot ke kos Mahdan = Rp 7.000,-
Makan Malam = Rp 20.000,- (bebek goreng+nasi 2 porsi+es teh)
Total Biaya (Hari Ketiga) =Rp 93.000,-
Total Biaya Selama 3 Hari = Rp 106.500,00 + Rp 62.500,00 + Rp 93.000,00 = Rp 262.000,00 (galat Rp 20.000,00)
05 Januari 2012
Ujung Genteng : "Wonderful Beach"
sunset di Pangumbahan |
Mahdan & Berlian |
Agam bersama bintang lautnya |
pantainya masih asri |
Victor, Yudha, Rais, Inov, Agam, saya, Mahdan |
bener-bener mirip Pantai Krakal |
melintasi hutan bakau yang asri |
hutan bakau+pasir putih = keren |
yang warnanya coklat itu bekas rumah2 kerang dan keong lho |
narsis dulu kk |
Pukul 12.00 kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Pangumbahan untuk melihat sunset. Perjalanan ke Pangumbahan cukup jauh, kira-kira 2 jam jalan kaki. Kami menuju Pangumbahan dengan jalan menyusuri pantai, sungguh panas dan gerah, apalagi saat itu cuaca sedang cerah. Sebaiknya Anda bertanya kepada penduduk setempat tentang jalan yang "benar" menuju Pangumbahan, karena Anda pasti akan ditunjukkan jalan yang lebih cepat dan sejuk. Selama perjalanan,kami menyempatkan istirahat sejenak dan sholat di sebuah mushola. Salah seorang penduduk di sana bilang, setiap pukul 17.30 akan ada pelepasan bayi penyu ke laut, untuk mengikuti prosesi tersebut dikenakan biaya Rp 5.000,-/orang. Selain karena pantainya, Pangumbahan memang terkenal sebagai salah satu tempat penangkaran penyu. Kami pun semakin bersemangat. Pukul 14.00 kami sampai, kami langsung menggelar tikar di bawah pepohonan rindang sambil makan dan tidur menunggu matahari sore yang lebih bersahabat. Pukul 15.30 kami mulai bermain-main di pantai sampai acara pelepasan bayi penyu dimulai. Berikut ini foto-fotonya.
masih siang, baru kami yang dateng ke sana |
serasa punya pantai pribadi, LIKE A BOSS |
wanita jadi-jadian part I (berlian) |
wanita jadi-jadian part II (syahrial) |
benteng pasir anti ombak |
Coki ditinggal temennya |
Coki sama temen-temennya |
beautiful sunset |
Pukul 19.00 angkot Pak Budi datang, kami pun menuju Surade. Setelah kami sampai di Terminal Surade, kami langsung mencari warung makan. Kami pun akhirnya makan di warung penyetan, harga di sini setidaknya lebih normal, ayam goreng dan bebek goreng keduanya dijual dengan harga Rp 10.000,-/porsi, sudah dengan nasi tentunya. Setelah itu kami kembali ke Terminal, beli snack dan lalu tidur di Masjid Terminal setelah sebelumnya meminta izin ke warga sekitar. Dan nyamuk di sana itu ganas banget,bikin susah tidur, begini lah resiko orang yang backpackeran api minim dana, nggembel.
Review Hari Kedua
Timeline
04.20 - 04.30 Bangun, cuci muka, shalat Shubuh.
04.30 - 08.30 Nonton sunset, susur pantai sunrise.
08.30 - 12.00 Istirahat, makan,
12.00 - 14.00 Jalan kaki ke Pangumbahan, shalat Dhuhur
14.00 - 15.30 Istirahat, shalat Ashar
15.30 - 17.30 Main di pantai
17.30 - 18.00 Pelepasan penyu, nonton sunset
18.00 - 19.00 Mandi, shalat Maghrib, nunggu jemputan
19.00 - 20.00 Perjalanan ke Surade
20.00 - 21.00 Shalat Isya, makan, ngelayap di Surade.
21.00 - ... tidur di masjid
Biaya
Makan pagi (nasi telor) : Rp 7.000,-
Snack+air minum (sehari) : Rp 20.000,-
Masuk Pangumbahan : Rp 5.000,-
Makan sore (mi goreng telor) : Rp 7.000,-
Angkot ke Surade : Rp 13.500,-
Makan malam (nasi+bebek goreng) : Rp 10.000,-
Total Biaya (Hari Kedua) : Rp 62.500,-
Baca Selanjutnya ..
01 Januari 2012
Ujung Genteng : "Berangkat !!!"
pasukan Ujung Genteng WTCODGG |
Perjalanan kami di mulia dari Simpang Dago, Bandung. Kami berangkat dari Simpang Dago, Bandung tanggal 20 Desember 2011 pukul 8.20 dan itu terlambat 1 jam dari yang dijadwalkan seharusnya. Untuk kalian yang berangkat dari Bandung, saya sarankan berangkat sekitar jam 7 pagi, karena klo lebih pasti nanti kehabisan angkot dari Surade ke arah Pantai (seperti yang kami alami).
Simpang Dago, Bandung |
bis MGI yang kami tumpangi |
istirahat di masjid |
dikerubutin kenek |
sampai ujung genteng |
Review Hari Pertama
Timeline
08.20 - 08.50 Perjalanan ke Terminal Leuwi Panjang
08.50 - 12.50 Perjalanan ke Sukabumi
12.50 - 14.00 Istirahat, sholat, makan
14.00 - 14.25 Perjalanan ke Lembursitu
14.25 - 14.50 Mindfuck
14.50 - 18.30 Perjalanan ke Surade
19.00 - 19.45 Perjalanan ke Pantai Ujung Genteng
19.45 - ... Makan, mandi, tidur
Biaya
Makan pagi+bekal makan siang : Rp 9.000,-
Bus Dago-Leuwi Panjang : Rp 2.000,-
Bus (MGI AC) Bandung-Sukabumi : Rp 21.000,-
Angkot ke Lembur Situ : Rp 5.500,-
Bus (MGI) ke Surade : Rp 20.000,-
Roti+kopi+snack : Rp 5.000,-
Angkot ke pantai : Rp 10.000,-
Sewa pondok per malam (Rp 300.000,-/11 orang) : Rp 27.000,-
Nasi+telor : Rp 7.000,-
Total Biaya (Hari Pertama) : Rp 106.500,- Baca Selanjutnya ..
30 Desember 2011
Solo Trip : Taman Balekambang, Es Kobar dan SGM
hesti, danang, saya |
Nah, ini cerita lanjutan trip di Solo sebelumnya. Hari kedua trip di Solo di awali dengan makan pagi di rumah Danang, menunya adalah nasi goreng dan terik sapi, sebaiknya sih jangan dicampur, tapi karena penasaran, ambil aja dua-duanya dan ternyata enak, haha... Kata mbaknya Si Danang sih dia yang masak, percaya aja deh :D. Tempat yang kami kunjungi hari ini ada 3, Taman Balekambang, Es Kobar dan Solo Grand Mall.
Jam 10 pagi kami berangkat ke Taman Balekambang naik 2 motor, lokasinya ada di dekat Stadion Manahan. Biaya masuknya gratis, cuma bayar Rp 1.000,- buat parkir motor. Taman Balekambang adalah taman peninggalan keraton Solo yang sekarang dipermak dengan banyak pohon gedhe dan rumput yang tebel. Ada juga kolam gedhe dengan mainan bebek-bebekan dan beberapa hewan seperti rusa dan kera yang dipelihara di Taman itu. Rusa di Taman Balekambang ini dibiarkan hidup bebas tanpa kandang sehingga kita bisa leluasa bermain dengan rusa-rusa di sana. Taman ini sebenarnya bisa jauh lebih baik jika dikelola lebih serius. Menurut saya, saat ini taman ini masih terkesan tak terawat dengan banyaknya tanaman liar yang tumbuh subur, kotornya kandang kera serta salah satu kolam yang ada di sana dengan sampah-sampah. Di sana, kami bertemu Hesti lagi yang ternyata diajak sama Putu. Di Solo Trip hari kedua ini Hesti menemani kami jalan-jalan di Solo seharian.
putu dengan atraksinya |
danang pengen naik bebek-bebekan |
Setelah puas jalan-jalan di SGM kami kembali ke rumah Danang. Di rumah Danang saya dan Putu sempat nggosip bareng ibunya Danang dulu sebelum pulang. Setelah itu, saya dan Putu pamit pulang dan diantarkan oleh ayahnya Danang sampe Stasiun Purwosari, rencananya kami akan naik prameks yang berangkat pukul 17.45. Kami sampai di Stasiun Purwosari pukul 17.55, untungnya kereta Prameksnya juga telat dan baru datang pukul 18.15. Kami sampai Stasiun Lempuyangan pukul 19.15.
Baca Selanjutnya ..
Solo Trip : Kebab, HIK dan Jalan Slamet Riyadi
Liburan semester bagi anak ITB selalu jadi dilema, di satu sisi senang karena bisa ketemu keluarga tapi disisi lain ngerasa forever alone gara-gara gak ada temen main. Ini karena liburan di ITB artinya ujian di Universitas lain. How pity. Tapi gak separah itu juga sih, karena ujung-ujungnya anak ITB yang kesepian ini mainnya juga sama anak ITB kesepian lain, kayak cerita trip ke Solo bareng teman-teman saya di STEI ini. Dua hari yang lalu tiba2 jam 9.30 pagi Putu (19Tahun, Bantul, Telekomunikasi'10) SMS, bilang Danang (18tahun, Solo, Telekomunikasi'10) dan Ian (19tahun, Kediri, STI'10) lagi di Jogja dan mereka pengen ngajak main ke Gembiraloka. Lima belas menit kemudian mereka sampai, saya kira mereka naik motor, ternyata naik mobil Karimun Pink Ian yang disetir sendiri dari Madiun, niat banget main ke Jogjanya,haha... Karena Gembiraloka lagi rame banget, kami memutuskan mampir ke rumah Putu dulu, untuk ketemu adiknya Putu makan lalu jalan-jalan ke Solo, ke Taman Balekambang. Kebetulan banget 1 hari sebelumnya saya beli Peta Solo di Gramedia.
Habis shalat dhuhur kami berangkat dan perjalanan lancar dan cepat sebelum akhirnya kami sampai di perempatan menuju UMS. Sampai di sana jalanan super duper macet, gara-gara mahasiswa UMS demo. Gara2 demo tadi, perjalanan jadi molor 1,5jam dan jam setengah 5 baru sampai rumah Danang. Kami nggak jadi ke Taman Balekamang sore itu karena terlalu sore, gantinya kami jalan2 ke Kota Barat dan sekitar Jalan Slamet Riyadi.
Setelah beli kebab, kami menuju ke Jalan Slamet Riyadi untuk menikmati suasana malam kota Solo yang cozy dan cari tempat makan. Kami pun berhenti di sebuah HIK di pojokan Stadion R.Maladi (Sriwedari). Bagi yang belum tau, HIK adalah sebutan angkringannya Solo. Makanan yang dijual di HIK lebih lengkap dari angkringan biasanya, ada beberapa menu tambahan yaitu susu segar dengan aneka rasa, pisang owol, dan berbagai lauk nasi kucing yang lebih modern dari bisanya seperti sosis, galantin, bakso ikan, dan nugget. Harganya juga tidak terlalu mahal, untuk nasi kucing (nasi bandeng+sambel, dengan porsi jauh lebih banyak dari nasi kucing biasa) dijual dengan harga Rp 5.000,-/porsi. Untuk pisang owol, harga berkisar antara Rp 5.500,- sampai 8.000,-/ porsi. Untuk susu segar dijual dengan harga di sekitar Rp 5.000,-/gelas. Enaknya angkringan di sini kita bisa makan sambil lesehan dengan tempat yang luas di pinggir Jalan Slamet Riyadi. Di tempat ini kami tidak sengaja bertemu Hesti (19tahun, Solo, Telekomunikasi'10).
hesti, ian, danang, putu |
makan nasi kucing lauk galantin goreng |
Setelah kenyang dan puas foto-foto, kami masuk ke Pinky untuk pulang ke rumah Danang, di sini hal yang sama terjadi, bahkan ada mbak-mbak yang ngliatin heran sambil ketawa, sial. Karena Si Ian besok pagi harus balik ke Kediri, dia langsung pamit untuk jemput adiknya di rumah temennya dan nggak ikut nginep di rumah Danang. Di rumah Danang, kami ketemu mbaknya Danang yang barusan jadi runner up Putri Solo tahun ini, wow. Susah ngelogika gimana bisa orang secupu Danang bs punya kakak kayak gitu. Hmm...jadi berfikir untuk nyari orang Solo, haha... abaikan.
kakaknya Danang : ) |
Baca Selanjutnya ..